BERAWAL DARI :
Melihat
kondisi Pemuda/i Kristen saat ini, mengalami degradasi moral, terlena
dengan kesenangan Duniawi dalam lm Hal Sex Bebas, Drug,alkohol,dan lupa akan
tanggung jawab sebagai seorang Anak TUHAN Tataran moral, sosial dan
akademik, Pemuda/i sekarang tidak lagi memberi contoh dan keteladanan
sebagai Anak TUHAN, baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar,
lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura),Mengikuti
Keinginan Daging atau Hawa Nafsu mereka dan selalu Terpengaruh dengan
lingkungan atau berada dlm Comunitas yang salah, Hingga Membuat Masa
depan mereka Suram, dan tidak banyak Remaja yang peka terhadap kondisi
Kerohanian,sosial,masyarakat saat ini, dalam urusan Kerohanian pun
banyak Remaja tidak menyadari bahwa mereka adalah insan kerohanian dan
akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju
kemajuan Gereja dan bangsa.
Sebagai seorang pemuda menjadi kebanggan tersendiri di kalangan Kristen
memberi saya motifasi luar biasa untuk memberi Teladan kontribusi besar
dalam pembinaan Remaja, dan ini saatnya bekerja untuk TUHAN tanpa
memandang Organisasi Gereja, agar menuju kemajuan Kekristenan yang lebih
baik.
Dengan melihat degradasi moral dikalangan pemuda Kristen di
Indonesia saat ini membuat kami melalui peergerakan penjangkauan anak anak Muda membentuk satu ikatan dalam
menjadikan semua orang menjadi sahabat-Nya Tuahan maka terbentuklah GEPSAN
Comunity, yang berdiri sejak 22-07-2009 Pahauman KALBAR. Rindu lg GEPSAN comunity ini Berperan
aktif lg dalam Pelayanan Remaja, pembinaan moral dikalangan pemuda
Gereja/pelajar yang ada di KALBAR Melalui proses mentoring dengan
pendekatan nilai-nilai rohani dalam Komunitas.
Yuk marii Mari Sahabat-Sahabat Nya TUHAN pemuda/i Remaja untuk Terlibat
dukung kembali Pelayanan Comunitas GEPSAN yg Sudah Beberapa Tahun Silam
Kita Berdiam Diri, tp bukan Brrti Hal itu Membuat Kita Diam tp Ayo kita
saling Bergandeng Tangan untuk Menyelamatkan Generasi Ini lebih baik .
YOHANES 15 : 13-15
(13) Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
| (13) Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberi hidupnya untuk mereka. | (13) Kasih terbesar yang dapat ditunjukkan oleh seseorang adalah memberikan hidupnya untuk sahabat-sahabatnya. |
(14) Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. | (14) Kalian adalah sahabat-sahabat-Ku, kalau kalian melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. | (14) Kamulah sahabat-sahabat-Ku jika kamu melakukan yang Kuperintahkan kepadamu. |
(15)
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku. | (15) Kalian tidak lagi Kupanggil hamba,
sebab hamba tidak tahu apa yang sedang dikerjakan tuannya. Kalian
Kupanggil sahabat, sebab semua yang Kudengar dari Bapa, sudah
Kuberitahukan kepadamu. | (15) "Sekarang Aku tidak
menyebut kamu hamba. Hamba tidak tahu yang dilakukan oleh tuannya. Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu
segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." |
yat bacaan: Amsal 1:10
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut"
Seberapa
jauh pergaulan bisa mempengaruhi kita? Kenyataannya, seringkali
bagaimana sikap dan perilaku kita hidup sangat tergantung dari
pertemanan kita. Jika lingkungan pertemanan baik maka kita pun begitu,
tapi sebaliknya apabila ada dalam 'circle of friends' yang buruk maka
kita pun ikut-ikutan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan pula. Mungkin awalnya kita bisa menolak, tetapi lama kelamaan
kita akan mulai memberi toleransi dan terjerumus dalam dosa. Ada banyak
orang-orang yang tadinya hidup baik lalu kemudian berubah menjadi sosok
baru yang tidak lagi peka terhadap dosa. Semua yang buruk jadi
biasa-biasa saja, hati nurani kita tidak lagi berfungsi dan disanalah
iblis akan berpestapora merusak dan menghancurkan kita.
Sejak dahulu Salomo sudah mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan lingkungan pertemanan kita.
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut."
(Amsal 1:10). Ini sebuah pesan singkat yang sesungguhnya sangat penting
untuk kita cermati. Salomo dengan hikmatnya sudah melihat kecenderungan
manusia untuk jatuh ke dalam dosa akibat bujukan dari orang lain. Orang
yang bisa membujuk kita tentu orang yang dekat dengan kita, setidaknya
kita kenal. Orang-orang yang dikuasai dosa akan selalu mencari orang
lain untuk mengikuti gaya hidup mereka yang salah. Dan kita kerap
menuruti mereka lewat banyak alasan. Gengsi jika menolak, takut dianggap
kuno, ketinggalan jaman, kampungan dan sebagainya bisa menjadi awal
bagi kita untuk mulai menuruti bujukan mereka. Oleh karena itu sangatlah
penting bagi kita untuk mengindahkan pesan Salomo ini.
Jika kita rajin membaca Alkitab, kita tentu sudah paham betul akan
bahaya dosa yang begitu banyak ditulis disana. Mungkin semua berawal
dengan sederhana lewat keinginan-keinginan daging yang menjanjikan
kesenangan, kenikmatan dan hal-hal menggiurkan lainnya yang ditawarkan
pada kita. Tetapi ingatlah bahwa meski terlihat sepele namun hal seperti
ini bisa menjadi awal datangnya bencana. Dalam Yakobus kita bisa
melihat firman Tuhan berbunyi seperti ini:
"Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."
(Yakobus 1:15). Sebuah keinginan untuk sedikit-sedikit keluar dari
kehendak Tuhan bisa jadi biasa saja di mata kita. Tapi ketika keinginan
kemudian akan dibuahi dan melahirkan dosa. Dan ketika dosa menjadi
matang dalam diri kita, maut pun akan hadir. Ini adalah hal yang sangat
serius yang harus kita perhatikan mengingat kita hidup di dunia yang
dipenuhi orang-orang sesat. Mereka akan terus menawarkan banyak
kenikmatan yang sangat dirindukan oleh daging kita. Itulah sebabnya kita
benar-benar harus berhati-hati dalam lingkungan pergaulan kita.
Jangan-jangan bukannya menjadi terang dan garam tetapi malah ikut
terseret arus kesesatan dunia.
Seperti apa bentuk keinginan-keinginan yang bisa berbuah dosa dan melahirkan maut itu? Paulus pernah merincinya.
"Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya." (Galatia 5:19-21a). Dan terhadap pelaku dari semua itu dikatakan
tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah.
(ay 21b). Lihatlah poin-poin keinginan yang dikatakan bisa melahirkan
maut itu. Bukankah itu bukan lagi hal yang asing bagi kita hari ini?
Dimana-mana ada potensi penyesatan, dan apabila tidak hati-hati maka
kita bisa dengan mudah masuk di dalamnya.
Firman Tuhan mengingatkan kita agar berhati-hati dalam bergaul.
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."
(1 Korintus 15:33). Kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh
kepada siapa kita bergaul. Kita memang tidak boleh memusuhi mereka, kita
bahkan perlu menjangkau orang lain agar bisa diselamatkan. Tetapi
penting pula bagi kita untuk berhati-hati agar jangan termakan bujukan
mereka, dan bukannya kita yang membawa mereka ke dalam terang tapi malah
kita yang terjerumus masuk ikut-ikutan ke dalam dosa.
Perhatikanlah hikmat Salomo kemudian berkata:
"..mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri"
(Amsal 1:18). Inilah yang dialami oleh orang-orang yang melakukan dosa.
Peran kita adalah untuk menyadarkan dan menyelamatkan mereka dari
kebinasaan bukannya malah ikut-ikutan masuk ke dalamnya. Dunia yang kita
tinggali saat ini memang penuh dengan kegelapan lengkap dengan berbagai
penyesatannya. Tetapi kita jangan sampai serupa dengannya. Firman Tuhan
pun mengingatkan
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Segala perbuatan dosa
sesungguhnya berasal dari Iblis. Dan Yesus pun sudah hadir ke dunia atas
besarnya kasih Allah pada diri kita untuk membinasakan semua itu.
Alkitab menyatakan demikian
: "barangsiapa yang tetap berbuat dosa,
berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah
Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan
perbuatan-perbuatan Iblis itu." (1 Yohanes 3:8). Semua sudah
dikalahkan Yesus lebih dari 2000 tahun yang lalu, oleh karena itu kita
seharusnya tidak lagi terjebak ke dalam tipu muslihat iblis yang akan
terus berusaha menggiring kita untuk binasa lewat banyak cara. Dosa-dosa
memang bisa dikemas dengan indah dan penuh kenikmatan, tetapi apa yang
sesaat itu sama sekali tidak sebanding dengan akibat yang harus kita
tanggung selamanya kelak. Hari ini marilah kita sama-sama mawas diri
memperhatikan pergaulan kita dan terlebih lagi menjaga diri kita agar
tidak termakan bujuk rayu mereka yang berdosa. Jadilah agen-agen Tuhan
yang berperan dalam menyelamatkan mereka dan bukan sebaliknya, menuruti
mereka untuk turut berbuat dosa.
TUHAN YESUS MEMBERKATI